trauma atas kerugian investasi?

Posted by Ilham on 06.58


setiap orang wajar memiliki trauma atas sesuatu. misalnya trauma saat melihat kekerasan karena dahulu pernah menjadi korban, trauma dikasari dan lain sebagainya. kali ini saya akan membahas trauma masa lalu dalam bidang investasi.



singkat cerita dahulu seorang rekan saya mengalami kerugian atas investasinya. kerugian tersebut teramat besar sehingga menyebabkan orang tersebut menjadi trauma dan kapok menempatkan dananya pada instrumen investasi. trauma tersebut ditularkannya pada orang-orang terdekatnya. saya belum berhasil memperoleh keterangan bagaimana beliau bisa mengalami kerugian. saya menduga kerugian tersebut biasanya muncul karena

1. tamak, dalam investasi berulang kali disebutkan musuh utama investor ataupu trader adalah ketamakan. tamak menjadi sifat pembunuh dana mayoritas dari orang yang menempatkan instrumen investasi. secara umum memang sangat indah apabila kita berhasil membiakkan dana kita menjadi amat banyak dalam waktu cepat. namun sadarilah bahwa hal tersebut tidak akan pernah ada.



2. tidak memahami risiko, hal terpenting berikutnya adalah kita harus memahami bahwa investasi mengandung risiko yang sama sekali berbeda dengan tabungan. investasi tidak mengenal adanya penjaminan atas kerugian atau kehilangan dana anda. maka dari itu, anda seharusnya hanya memakai dana menganggur untuk investasi. jangan gunakan dana pendidikan, cicilan rumah atau bahkan dana kebutuhan harian untuk investasi. jangan gunakan margin atau hutang jika kita belum berpengalaman membaca pasar.



3. faktor makroekonomi, faktor ini yang memang tidak bisa dikendalikan oleh kita semua. misalnya adanya inflasi, kelangkaan, nilai tukar jatuh, huru-hara politik dan lainnya. menyikapi hal ini sebaiknya bagi orang awam memilih instrumen yang lebih aman seperti deposito ataupun obligasi.



ya memang trauma sulit untuk dilupakan. namun menurut saya pasar modal selalu memberikan peluang setiap saat bahkan setiap detik untuk kita semua.



oke semoga menjadi suatu pembelajaran untuk kita semua. boleh lah memberikan pendapat berdasarkan pengalaman masa lalu, namun yang perlu diingat adalah seringkali masa depan tidak sama dengan masa lalu karena kondisinya pun sudah berbeda.